“Sukma” adalah film horor Indonesia yang menarik perhatian karena menampilkan jajaran aktor papan atas dan menawarkan premis horor yang lebih berfokus pada ketegangan psikologis. Film ini merupakan karya kedua yang disutradarai oleh aktor populer Baim Wong dan dirilis pada September 2025. “Sukma” berhasil membuktikan bahwa film horor lokal mampu bersaing di tengah gempuran Indocair film internasional dengan mencapai lebih dari satu juta penonton.
Sinopsis Sukma : Ketika Cermin Kuno Membawa Petaka
Cerita berpusat pada Arini (Luna Maya), seorang ibu muda yang baru menikah lagi dengan Pram (Oka Antara). Bersama keluarga kecil mereka, Arini memutuskan untuk pindah ke sebuah rumah tua di kota kecil, berharap memulai lembaran hidup baru setelah perceraian yang rumit dari mantan suaminya, Hendra (Fedi Nuril).
Ketenangan yang mereka cari mendadak sirna. Perubahan drastis dimulai saat Arini dan Pram menemukan sebuah cermin kuno tersembunyi di ruangan rahasia rumah tersebut. Cermin ini bukanlah sekadar barang antik, melainkan medium teror yang mengancam keselamatan seluruh penghuni rumah. Arini mulai dihantui oleh bayangan menyeramkan dan suara-suara gaib.
Misteri pun semakin pekat dengan kehadiran Ibu Sri (Christine Hakim), seorang penjaga rumah yang dikenal santun, namun ternyata menyimpan rahasia kelam di balik cermin terkutuk tersebut.
Baca juga : Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah : Refleksi Pahit Keluarga by Indocair
Inti Cerita: Ritual Ngalih Raga dan Isu Perempuan
“Sukma” tidak hanya menjual jumpscare murahan. Film ini memiliki lapisan filosofis yang dalam. Inti dari teror di dalam rumah itu terhubung dengan ritual ngalih raga (pertukaran jiwa) yang konon dapat membuat seseorang menjadi awet muda dan mendapatkan kecantikan abadi, namun dengan harga yang mengerikan.
Cermin kuno dalam film ini menjadi simbol gelap dari obsesi manusia terhadap keabadian dan kecantikan, sebuah isu yang sangat relevan terutama bagi perempuan dan tekanan sosial di era modern. Arini terperangkap dalam upaya Ibu Sri untuk merebut kembali masa mudanya yang hilang melalui ritual pertukaran jiwa.
Ketegangan horor semakin diperumit dengan kembalinya mantan suami Arini, Hendra, yang digambarkan mengidap skizofrenia. Konflik keluarga dan drama psikologis yang intens di tengah teror supranatural menjadi kekuatan utama yang menahan perhatian penonton.
Pemeran Bintang Sukma dan Gaya Penyutradaraan
Salah satu daya tarik terbesar “Sukma” adalah jajaran pemerannya yang bertabur bintang, menjamin kualitas akting yang solid:
- Luna Maya sebagai Arini, berhasil membawakan karakter ibu yang rapuh namun berjuang keras untuk melindungi keluarganya.
- Christine Hakim sebagai Ibu Sri, menyajikan penampilan legendaris yang misterius, tenang, namun penuh karisma menakutkan.
- Fedi Nuril yang melakukan debut di genre horor sebagai Hendra, memberikan dimensi drama yang unik dengan peran sebagai pengidap skizofrenia.
- Oka Antara (Pram) dan Asri Welas (Luluk) juga turut memperkuat pemeran pendukung.
Di kursi sutradara, Baim Wong bersama penulis naskah Ratih Kumala (penulis novel Gadis Kretek) berani mengambil pendekatan horor yang lebih fokus pada build-up atmosfer dan ketegangan psikologis daripada mengandalkan jump scare. Hal ini disambut baik oleh kritikus yang menganggap “Sukma” sebagai tontonan horor yang fresh Indocair dan cerdas di perfilman Indonesia.

