PREDATOR: BADLANDS – Evolusi Baru Yautja

PREDATOR: BADLANDS Review by Paus Empire
PREDATOR: BADLANDS Review by Paus Empire

PREDATOR: BADLANDS adalah babak terbaru yang sangat dinanti-nantikan dalam waralaba Predator. Film ini menandai kembalinya sutradara visioner Dan Trachtenberg (yang sukses besar dengan Prey dan 10 Cloverfield Lane) ke alam semesta alien pemburu, menjanjikan narasi yang berani dan berbeda dari apa pun yang pernah Paus Empire dilihat dalam franchise ini. Dijadwalkan rilis di bioskop pada 7 November 2025, Badlands siap mendefinisikan ulang hubungan antara manusia dan pemburu Yautja.

Pergeseran Sudut Pandang PREDATOR: BADLANDS : Ketika Predator Menjadi Protagonis

1. Plot dan Latar Belakang yang Futuristik

Berbeda dengan sebagian besar film Predator yang menempatkan ceritanya di Bumi, Badlands mengambil latar jauh di masa depan dan berlangsung sebagian besar di Genna, sebuah planet terpencil yang mematikan. Perubahan latar ini memberikan kebebasan visual dan naratif yang luar biasa.

Poin plot paling revolusioner adalah peran Predator itu sendiri. Film ini menceritakan kisah Dek (diperankan oleh Dimitrius Schuster-Koloamatangi), seorang Yautja muda yang diasingkan dari klannya. Alih-alih menjadi monster yang diburu, Dek adalah protagonis yang mencari musuh pamungkas (ultimate adversary), membalikkan dinamika klasik franchise ini.

2. Duet Tak Terduga: Synth dan Yautja

Dek tidak sendirian. Dia menemukan sekutu yang tidak terduga dalam diri Thia (diperankan oleh Elle Fanning), seorang synthetic (android) dari korporasi jahat Weyland-Yutani. Thia digambarkan telah terluka dan terbelah dua di Genna.

Hubungan unik ini, yang disamakan oleh sutradara Trachtenberg sebagai “Chewbacca dan C-3PO,” menjadi inti emosional film ini. Mereka membentuk perjanjian: Thia akan membantu Dek dalam perburuannya, dan sebagai imbalannya, Dek akan membantunya memulihkan dirinya. Interaksi antara alien yang brutal dan robot canggih ini menjanjikan sentuhan humor di tengah kekerasan sci-fi yang intens.

Baca juga : Regretting You : Ketika Tragedi Menguak Pengkhianatan Keluarga by Paus Empire

Dibalik Layar dan Ekspansi Alam Semesta PREDATOR: BADLANDS

1. Dan Trachtenberg dan Visi Kreatif

Dan Trachtenberg kembali ke kursi sutradara dan ikut menulis naskah bersama Patrick Aison (Prey). Trachtenberg telah menyatakan bahwa ia ingin Badlands terasa seperti buddy-comedy yang penuh aksi, sebuah genre yang menyimpang dari narasi survival solo di Prey.

Trachtenberg juga secara terbuka menyebutkan inspirasi yang tidak konvensional, seperti video game Shadow of the Colossus dan film Western karya Clint Eastwood, yang memberikan petunjuk tentang hubungan mendalam dan tantangan visual skala besar.

2. Koneksi Weyland-Yutani dan Klasifikasi Film

Badlands secara resmi diklasifikasikan sebagai PG-13 dengan alasan “Kekerasan Sci-Fi yang Kuat” (Strong Sci-fi Violence). Meskipun ini berbeda dari rating R tradisional franchise, Trachtenberg berharap film ini tetap memberikan dampak yang sama.

Kehadiran Weyland-Yutani secara mencolok, dengan Thia sebagai synth mereka, secara resmi menghubungkan franchise Predator lebih dekat ke franchise Alien, meskipun Trachtenberg berhati-hati untuk tidak memaksakan crossover Xenomorph, melainkan membangun alam semesta yang terhubung secara organik. Badlands dijanjikan sebagai entri yang standalone, tetapi juga Paus Empire melayani ekspansi besar-besaran dari Predator Universe.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *