ABADI NAN JAYA adalah film zombie Indonesia terbaru karya sutradara Kimo Stamboel yang tayang di Netflix pada Oktober 2025. Film ini mengangkat kisah Sadimin (Donny Damara), pengusaha jamu asal Yogyakarta yang berambisi menciptakan ramuan keabadian. Namun, ramuan tersebut justru menjadi sumber bencana besar yang mengubah penduduk desa menjadi zombie haus darah.
Lewat nuansa pedesaan, logat daerah, serta elemen budaya seperti hajatan dan musik dangdut, ABADI NAN JAYA berhasil menampilkan identitas lokal yang kuat di tengah genre horor modern. Didukung akting solid dari Mikha Tambayong, Eva Celia, Marthino Lio, dan Dimas Anggara, film ini menghadirkan ketegangan intens dengan tata rias zombie yang realistis dan sinematografi yang memukau.
Meskipun ceritanya sederhana, kekuatan utama film ini terletak pada detail visual, suasana autentik, dan pesan moral tentang ambisi manusia terhadap keabadian. ABADI NAN JAYA menjadi bukti bahwa film zombie Indonesia mampu bersaing secara kualitas sekaligus menghibur penonton lewat sentuhan budaya yang khas.
Baca juga : Kuasa Gelap: Horor Eksorsisme Rasa Baru by Paus Empire
Sinopsis Film ABADI NAN JAYA (2025)
Di sebuah desa terpencil di Yogyakarta, hidup Sadimin (Donny Damara), seorang pengusaha jamu sukses yang terobsesi menemukan ramuan keabadian. Ambisinya untuk menantang usia membuat ia meracik jamu spesial bernama “Abadi Nan Jaya”, yang diyakini bisa membuat manusia hidup selamanya. Namun, ramuan tersebut justru membawa malapetaka mengerikan.
Ketika putrinya, Kenes (Mikha Tambayong), pulang ke desa untuk membicarakan masa depan bisnis keluarga, ia tak menyangka akan menghadapi mimpi buruk. Sadimin yang baru saja menenggak jamu keabadian tiba-tiba kehilangan kesadaran dan berubah menjadi sosok mengerikan — zombie haus darah.
Kehidupan tenang desa berubah menjadi neraka. Warga satu per satu terinfeksi, hingga seluruh kampung dipenuhi oleh teriakan dan serangan para mayat hidup. Di tengah kekacauan itu, Kenes harus bertahan hidup sambil menyimpan luka batin ketika mengetahui bahwa sahabatnya, Karina (Eva Celia), ternyata berencana menikahi ayahnya sendiri.
Perpaduan antara drama keluarga, budaya lokal, dan horor zombie membuat ABADI NAN JAYA tampil berbeda dari film zombie pada umumnya. Dengan latar pedesaan Jawa yang kental dan nuansa tradisional yang autentik, film ini menghadirkan ketegangan sekaligus kritik terhadap keserakahan manusia yang ingin melampaui kodratnya.
Ulasan Film ABADI NAN JAYA (2025)
ABADI NAN JAYA menjadi salah satu film zombie Indonesia yang berhasil mencuri perhatian di akhir tahun 2025. Paus Empire kembali membuktikan kemampuannya,Kimo Stamboel menghadirkan film horor penuh ketegangan dengan sentuhan budaya lokal yang kuat. Film ini bukan sekadar tontonan seram, tetapi juga menghadirkan nilai emosional tentang ambisi manusia terhadap keabadian.
Secara naratif, ABADI NAN JAYA menggabungkan kisah keluarga dengan bencana zombie dalam latar pedesaan Jawa yang autentik. Perpaduan antara drama, horor, dan elemen tradisi lokal membuat film ini terasa segar di tengah dominasi film zombie ber-setting luar negeri. Visual sinematografinya menampilkan pemandangan sawah dan kampung dengan tone warna kelam yang mendukung suasana mencekam.
Aktor-aktor seperti Donny Damara, Eva Celia, dan Mikha Tambayong tampil sangat meyakinkan. Chemistry mereka kuat, terutama dalam adegan-adegan penuh konflik emosional sebelum bencana zombie dimulai. Tata rias dan efek praktikal yang digunakan untuk menggambarkan para zombie juga patut diacungi jempol — detail luka, darah, dan gerakan zombie terasa realistis dan tidak berlebihan.
Musik latar dan efek suara juga disusun dengan baik. Scoring-nya mendukung suasana tegang tanpa terasa bising, sementara penggunaan lagu “Indonesia Pusaka” di bagian akhir menjadi simbol ironis dari ambisi manusia yang ingin abadi.
Kekurangan Teknis Film ABADI NAN JAYA
Meski tampil memukau secara visual, ABADI NAN JAYA masih memiliki beberapa catatan teknis dan naratif yang perlu diperhatikan:
-
Cerita yang Dangkal dan Minim Eksplorasi
Latar belakang pembuatan jamu “Abadi Nan Jaya” tidak dijelaskan secara detail. Tidak diketahui apakah ramuan itu gagal karena kesalahan takaran, bahan, atau faktor mistis. Hal ini membuat motivasi utama cerita terasa kurang kuat. -
Alur Cerita Cenderung Lurus (Tanpa Plot Twist)
Setelah Sadimin berubah menjadi zombie, jalan cerita lebih fokus pada aksi dan kejar-kejaran. Tidak ada kejutan besar atau perubahan arah cerita yang bisa membuat penonton terkejut di akhir film. -
Pacing Tidak Konsisten
Beberapa bagian terasa terlalu cepat, terutama transisi dari drama keluarga ke wabah zombie. Penonton mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami emosi para karakter sebelum kekacauan dimulai. -
Dialog yang Kadang Terasa Kaku
Walau menggunakan logat daerah yang otentik, beberapa percakapan terdengar kurang natural di beberapa adegan penting. Hal ini sedikit mengganggu intensitas emosional film. -
Efek CGI pada Adegan Akhir Kurang Rapi
Di beberapa momen, terutama pada adegan penyerangan besar-besaran, efek komputer terlihat sedikit kasar dibandingkan bagian awal film yang menggunakan efek praktikal.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, ABADI NAN JAYA adalah film zombie Indonesia yang patut diapresiasi. Dengan durasi 116 menit, film ini berhasil memadukan kearifan lokal, ketegangan horor, dan pesan moral tentang keserakahan manusia. Meski memiliki kekurangan dalam alur dan penjelasan cerita, secara teknis dan atmosfer, film ini layak mendapat rating 8,5/10.
Bagi pecinta film horor lokal, ABADI NAN JAYA bisa menjadi pilihan sempurna untuk tontonan akhir pekan yang menegangkan sekaligus membanggakan karya anak bangsa.

